MEME DI MEDIA SOSIAL: ANALISIS SEMIOTIK MEME HAJI LULUNG

  • Sudarmaji Sudarmaji
Keywords: meme, media sosial, semiotik, Haji Lulung

Abstract

Penggunaan internet yang begitu masif di Indonesia diikuti dengan banyaknya
penggunaan media sosial. Hal ini melahirkan fenomena baru dikalangan penggunanya yaitu
kreativitas pembuatan meme. Meme dalam bentuk gambar atau video diartikan sebagai ide,
prilaku atau gaya yang menyebar dari satu orang ke orang lain melalui media sosial menjadi
wahana hiburan karena sifatnya lucu, mengandung parodi dan satire. Namun juga
menimbulkan masalah dimana orang menganggap segala sesuatu dapat dijadikan candaan
dalam bentuk meme dan tujuannya menyudutkan pihak-pihak tertentu, apalagi jika pihak
tersebut membuat sebuah kekeliruan seperti kasus Haji Lulung. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mendapatkan gambaran unsur-unsur semiotik pada meme Haji Lulung yang beredar di
media sosial. Metode penelitian ini adalah analisis semiotik dengan pendekatan semiotik
Charles Peirce (tanda, obyek dan penafsir). Hasil penelitian menyimpulkan ada hubungan
yang erat antara tanda, obyek dan penafsir. Tanda (gambar) meme yang dibangun netizen
menanggapi perseteruan antara Lulung dan Ahok. Obyek (makna) umumnya berisi cibiran,
sindiran dan ketidaksukaan netizen terhadap Lulung dan dikemas dalam bentuk satire
(humor). Sementara penafsir atau sikap (pemikiran) kreator meme dan para netizen
cenderung sama. Dimana netizen umumnya menerima dan setuju dengan isi meme ini dan
saling mendukung satu sama lain dan melabeli Lulung sebagai sosok yang pantas tidak
disuka

Published
2019-11-28
Section
Articles